OPEN BTS
OpenBTS
(Open Base Transceiver Station) adalah sebuah BTS GSM berbasis software, yang
memungkinkan handphone GSM untuk menelepon tanpa menggunakan jaringan operator
selular. OpenBTS dikenal sebagai implementasi open source pertama dari protokol
standard industri GSM.
Untuk lebih
jelasnya silahkan baca di sini.
Yang lebih
mencengangkan lagi adalah, OpenBTS dapat di install di hh Android. Blog ini mengklaim
bahwa sebuah Android CDMA dapat menjalankan fungsi BTS GSM dengan
menginstall gnuradio dan openBTS yang dijalankan dengan
arsitektur ARMEL, sehingga Droid tersebut dapat berfungsi sebagai BTS dan
menghubungkan handset GSM ke server asterisk dan merutekan panggilannya ke
jaringan PSTN melalui protokol SIP.
Meskipun
saya tidak terlalu mudeng teknologi ini, tapi sepertinya bakalan ber prospek
cerah.. Bayangkan.. kita bisa membuat sebuah BTS sendiri. Dengan perkiraan
harga sekitar 15-30juta rupiah. Bandingkan dengan BTS milik operator seluler
biasa yang mencapai milyaran rupiah. wow… milyaran wow..
Di
Indonesia, proyek Open BTS ini dimulai oleh hacker budiman kita. alias Pak Onno W Purbo. Dan sejauh ini beliau sudah
berhasil mengimplementasikan teknologi ini, dan melakukan riset lebih jauh
untuk teknologi ini
open bts real
Sayangnya,
pemerintah kita belum mengijinkan operasional Open BTS ini . Mungkin
karena tekanan provider telekomunikasi yang sudah ada.
bisa
dibayangkan kalau misalnya dilegalkan, Fasilitas telfon murah akan benar-benar
ada bahkan gratis! HAAHH??? GRATIS???? tentu saya dan anda suka itu.
Karena
GRATIS itu indah kawan..
|
BTS
|
Mungkin sebagian orang jika di tanya apa itu Open BTS pasti banyak yang belum
tau disini saya akan menjelaskan apa itu Open BTS, Open BTS adalah sebuah
aplikasi yang berjalan pada platform linux. Open BTS ini merupakan sebuah
aplikasi yang opensource namun dalam pengadaan alatnya/hardwarenya harus
membeli. Open BTS sebenarnya tidak berbeda jauh dengan BTS(Base Transceiver
Station) pada umumnya . Open BTS menggunakan perangkat keras yang bernama
USRP(Universal Software Radio Peripheral) untuk memancarkan signal jaringan
standar selular (GSM).
Komponen dasar sistem Op
en BTS
relatif sederhana di bandingkan BTS yang sebenarnya dan cara kerjanya hampir
mirip. Open BTS dalam penggunaannya dapat digunakan di daerah yang terpencil
dan terisolir dari listrik maupun koneksi internet.
USRP berfungsi sebagai transceiver(pemancar dan penerima) sinyal GSM. Untukn
penomoran dan manajemen lalu lintas suara(voice) digunakan aplikasi
Asterisk(protokol VoIP SIP). Fungsi Asterisk mirip perangkat MSC(Mobile
Switching Center) pada sistem GSM. Karena itu Asterisk juga disebut soft switch
karena berbasis piranti lunak. Sedang untuk SMS memakai aplikasi Jabber
protokol XMPP. Semua aplikasi ini free dan open source.
Tujuan awal di ciptakannya Open BTS adalah untuk memenuhi kebutuhan khusus
seperti untuk daerah yang terpencil,untuk daerah bencana,untuk penelitian,
serta sifatnya yang portable sehingga mudah dibawa kemana-mana. Open BTS
digunakan untuk penelitian dikarenakan jika menggunakan BTS yang sebenarnya
tentu akan sulit bagi mahasiswa atau institusi pendidikan karena biaya yang
terlalu besar dan perangkat yang besar. Open BTS bisa didirikan dan diatur
dengan cepat dan berbasis internet.
Karena merupakan penurunan ukuran dari BTS yang sebenarnya sehingga
terdapat fitur-fitur yang berbeda satu sama lain, misal Open BTS mangganti
insfrastruktur tradisional operator GSM, dari Base Transceiver Station(BTS).
Dari yang biasanya trafik diteruskan ke Mobile Switching Center(MSC),pada Open
BTS trafik diterminasi pada box yang sama dengan cara meneruskan data ke Asterisk
PBX melalui SIP dan Voice-over-IP(VoIP).
Selain itu
penambahan kata Open pada BTS dimaksudkan bahwa jaringan yang dihasilkan bisa
diakses oleh siapa saja atau bisa terhubung kamana saja .Semua orang bisa
menghubungkan ke kartu apapun. Open BTS bisa membuat SSID kemana saja.
2. Sejarah Open BTS
Proyek ini mulai dijalankan pada 2009 oleh Harvind
Samra dan David A. Burgess dengan tujuan untuk mengurangi biaya layanan GSM di
wilayah rural di negara berkembang agar bisa menjadi di bawah
USD1/bulan/pelanggan.Test lapangan dilakukan di Nevada dan California Utara,
Amerika Serikat. Lisensi radio temporary untuk perioda yang sangat pendek
diperoleh melalui Kestrel Signal Processing (KSP) – perusahaan konsultan dari pembuat
Open BTS.Di 2010, sebuah sistem Open BTS dipasang secara permanen di Nieu dan
merupakan instalasi pertama yang tersambung dan dicoba oleh perusahaan
telekomunikasi di sana. Niue adalah sebuah negara yang sangat kecil dengan
penduduk sekitar 1.700 orang yang tidak menarik bagi penyelenggara
telekomunikasi mobile. Struktur biaya Open BTS sangat cocok untuk Niue yang
sangat mendambakan layanan selular tapi tidak bisa membeli sistem base station
GSM konvensional. 3. Teknologi Open BTS
Setidaknya ada dua komponen utama untuk membangun
sebuah jaringan ‘seluler’ berbasis OpenBTS, yakni hardware (USRP, antena,
duplexer, power amplifier) dan software (OpenBTS, Asterix, Jabber). USRP
(Universal Software Radio Peripheral) bertugas untuk handling client request melalui
air interface (Um), antenna sebagai pemancar dengan band 900/1800 Mhz, duplexer
berguna untuk membagi carrier RF ke beberapa antena sektoral jika diinginkan
dan power amplifier untuk menambah coverage seluler. Komponen pendukung
berikutnya adalah software yang bertugas untuk mengolah signal RF sebagai
carrier yng berbasis DSP (Digital Signal Processor) dan software yang bertugas
mengolah data (softswitch, SMS handling, GPRS). Software DSP dalam OpenBTS
diwakili oleh DSR (Defined-Software Radio) yang bertugas untuk menerjemahkan
(decoding) kode-kode signaling dalam pertukaran data dan sinkronisasi antara
BTS dengan handset client.
Sebagai softswitch, software yang dibutuhkan adalah
Asterisk untuk proses handling dan billing percakapan suara dan Jabber untuk
handling data text melalui SMS. Jabber ini sebenarnya adalah software untuk
text chat berbasis protokol XMPP, namun sudah dapat berkomunikasi dengan
OpenBTS, yang kemudian dimanfaatkan untuk melakukan tugas handling SMS
operation seperti halnya SMS Center (SMSC). Protokol komunikasi yang digunakan
adalah SIP (Session Initiation Protocol), yang merupakan penyempurnaan dari
teknologi VoIP (Voice over IP). Jadi Asterisk sebagai softswitch melakukan
interkoneksi panggilan suara melalui jaringan IP menggunakan protokol SIP
tersebut, sehingga handset GSM nantinya seakan-akan berfungsi sebagai SIP
extention/SIP client, namun dengan protokol air interface (Um) di sisi physical
layer-nya. Anda bisa membayangkannya seperti pada telepon ekstension kantor
dengan server sebuah IP-PBX, namun telepon ekstension tersebut bersifat
portable dan berbentuk seperti handset biasa. Sebagai backhaul-nya adalah IP
network, jadi sangat mudah jika suatu saat nanti dikembangkan menjadi jaringan
IMS (IP Multimedia Subsystem) atau 4G. Karena sudah memiliki Network Element
penunjang jaringan seluler yang lengkap (radio interface, softswitch, billing,
SMSC), maka OpenBTS ini dapat berdiri sendiri sebagai sebuah jaringan tunggal
bahkan dengan hanya satu cell. Seperti pada gambar di atas, sebuah jaringan
‘seluler’ sudah terbentuk dan mampu melayani percakapan suara dan SMS pada
lingkungan sekitar tower. Namun layanan telepon dan SMS di atas hanya bisa
untuk sesama pemegang handset yang sedang attachdi cell tersebut, karena belum
ada sistem handover cell dan interkoneksi dengan operator lain.
4. Tujuan Open BTS
Tujuannya untuk mengurangi biaya layanan GSM di
wilayah rural di negara berkembang agar bisa menjadi di bawah
USD1/bulan/pelanggan. Open BTS mengganti tradisional infrastruktur operator
GSM, dari Base Transceiver Station ke belakangnya. 5. Biaya Pembuatan Open BTS
Menurut Onno, seorang aktivis Open Scource “Biayanya, untuk hardware Universal
Software Radio Peripheral (USRP) sekitar US$1500, power Amplifier US$1000, bea
masuk sekitar US$1000. Sisanya menggunakan software open source seperti
Asterisk yang gratis,”. Jangkauan untuk satu unit Open BTS itu dapat mencakup
satu kecamatan.Pembuatan satu menara BTS biasa, akan memerlukan biaya miliaran
rupiah, maka Open BTS hanya memakan biaya 15-25 juta rupiah. 6. Cara Kerja Open
BTS Hardware; Tentu saja hal yang paling dasar adalah seperangkat komputer,
bisa desktop ataupun notebook. Kemudian, untuk Open BTS versi minimal,
dibutuhkan hardware untuk memancarkan sinyal radio bernama USRP dan dua jenis
antena, yakni antena transmitter dan receiver. USRP inilah yang menggantikan
peran pemancar pada BTS operator seluler komersil. USRP versi minimal bisa
didapatkan dengan harga Rp10 sampai 20 juta. Lewat kabel USB, sambungkan
komputer ke USRP. Setelah itu, dua kabel yang ada di USRP disambungkan ke dua
antena tersebut. Software; Sebelumnya, komputer yang digunakan harus bersistem
operasi Linux. Sistem operasi lain seperti Windows atau Mac tidak bisa
digunakan untuk menjalankan Open BTS. Semua software yang digunakan untuk Open
BTS ini bisa di-download secara gratis, dan semuanya merupakan software open
source. Gunakan software GNU Radio, untuk mengendalikan USRP. Kemudian software
Open BTS, untuk mengontrol operasi BTS. Ada juga software sentral telepon
bernama Asterisk. Software ini biasa digunakan untuk teknologi sentral telepon
generasi 4G. Protokol yang digunakan oleh sentral telepon Asterisk adalah
Session Initiation Protocol (SIP). Protokol macam ini juga dipakai oleh
operator seluler komersil seperti Indosat, Telkomsel, XL, Axis, dan lain-lain.
2. Sejarah Open BTS
Proyek ini mulai dijalankan pada 2009 oleh Harvind Samra dan David A. Burgess dengan tujuan untuk mengurangi biaya layanan GSM di wilayah rural di negara berkembang agar bisa menjadi di bawah USD1/bulan/pelanggan.Test lapan 2. Sejarah Open BTS
Proyek ini mulai dijalankan pada 2009 oleh Harvind Samra dan David A. Burgess dengan tujuan untuk mengurangi biaya layanan GSM di wilayah rural di negara berkembang agar bisa menjadi di bawah USD1/bulan/pelanggan.Test lapangan dilakukan di Nevada dan California Utara, Amerika Serikat. Lisensi radio temporary untuk perioda yang sangat pendek diperoleh melalui Kestrel Signal Processing (KSP) – perusahaan konsultan dari pembuat Open BTS.Di 2010, sebuah sistem Open BTS dipasang secara permanen di Nieu dan merupakan instalasi pertama yang tersambung dan dicoba oleh perusahaan telekomunikasi di sana. Niue adalah sebuah negara yang sangat kecil dengan penduduk sekitar 1.700 orang yang tidak menarik bagi penyelenggara telekomunikasi mobile. Struktur biaya Open BTS sangat cocok untuk Niue yang sangat mendambakan layanan selular tapi tidak bisa membeli sistem base station GSM konvensional. 3. Teknologi Open BTS
Setidaknya ada dua komponen utama untuk membangun sebuah jaringan ‘seluler’ berbasis OpenBTS, yakni hardware (USRP, antena, duplexer, power amplifier) dan software (OpenBTS, Asterix, Jabber). USRP (Universal Software Radio Peripheral) bertugas untuk handling client request melalui air interface (Um), antenna sebagai pemancar dengan band 900/1800 Mhz, duplexer berguna untuk membagi carrier RF ke beberapa antena sektoral jika diinginkan dan power amplifier untuk menambah coverage seluler. Komponen pendukung berikutnya adalah software yang bertugas untuk mengolah signal RF sebagai carrier yng berbasis DSP (Digital Signal Processor) dan software yang bertugas mengolah data (softswitch, SMS handling, GPRS). Software DSP dalam OpenBTS diwakili oleh DSR (Defined-Software Radio) yang bertugas untuk menerjemahkan (decoding) kode-kode signaling dalam pertukaran data dan sinkronisasi antara BTS dengan handset client.
Sebagai softswitch, software yang dibutuhkan adalah Asterisk untuk proses handling dan billing percakapan suara dan Jabber untuk handling data text melalui SMS. Jabber ini sebenarnya adalah software untuk text chat berbasis protokol XMPP, namun sudah dapat berkomunikasi dengan OpenBTS, yang kemudian dimanfaatkan untuk melakukan tugas handling SMS operation seperti halnya SMS Center (SMSC). Protokol komunikasi yang digunakan adalah SIP (Session Initiation Protocol), yang merupakan penyempurnaan dari teknologi VoIP (Voice over IP). Jadi Asterisk sebagai softswitch melakukan interkoneksi panggilan suara melalui jaringan IP menggunakan protokol SIP tersebut, sehingga handset GSM nantinya seakan-akan berfungsi sebagai SIP extention/SIP client, namun dengan protokol air interface (Um) di sisi physical layer-nya. Anda bisa membayangkannya seperti pada telepon ekstension kantor dengan server sebuah IP-PBX, namun telepon ekstension tersebut bersifat portable dan berbentuk seperti handset biasa. Sebagai backhaul-nya adalah IP network, jadi sangat mudah jika suatu saat nanti dikembangkan menjadi jaringan IMS (IP Multimedia Subsystem) atau 4G. Karena sudah memiliki Network Element penunjang jaringan seluler yang lengkap (radio interface, softswitch, billing, SMSC), maka OpenBTS ini dapat berdiri sendiri sebagai sebuah jaringan tunggal bahkan dengan hanya satu cell. Seperti pada gambar di atas, sebuah jaringan ‘seluler’ sudah terbentuk dan mampu melayani percakapan suara dan SMS pada lingkungan sekitar tower. Namun layanan telepon dan SMS di atas hanya bisa untuk sesama pemegang handset yang sedang attachdi cell tersebut, karena belum ada sistem handover cell dan interkoneksi dengan operator lain.
4. Tujuan Open BTS
Tujuannya untuk mengurangi biaya layanan GSM di wilayah rural di negara berkembang agar bisa menjadi di bawah USD1/bulan/pelanggan. Open BTS mengganti tradisional infrastruktur operator GSM, dari Base Transceiver Station ke belakangnya. 5. Biaya Pembuatan Open BTS Menurut Onno, seorang aktivis Open Scource “Biayanya, untuk hardware Universal Software Radio Peripheral (USRP) sekitar US$1500, power Amplifier US$1000, bea masuk sekitar US$1000. Sisanya menggunakan software open source seperti Asterisk yang gratis,”. Jangkauan untuk satu unit Open BTS itu dapat mencakup satu kecamatan.Pembuatan satu menara BTS biasa, akan memerlukan biaya miliaran rupiah, maka Open BTS hanya memakan biaya 15-25 juta rupiah. 6. Cara Kerja Open BTS Hardware; Tentu saja hal yang paling dasar adalah seperangkat komputer, bisa desktop ataupun notebook. Kemudian, untuk Open BTS versi minimal, dibutuhkan hardware untuk memancarkan sinyal radio bernama USRP dan dua jenis antena, yakni antena transmitter dan receiver. USRP inilah yang menggantikan peran pemancar pada BTS operator seluler komersil. USRP versi minimal bisa didapatkan dengan harga Rp10 sampai 20 juta. Lewat kabel USB, sambungkan komputer ke USRP. Setelah itu, dua kabel yang ada di USRP disambungkan ke dua antena tersebut. Software; Sebelumnya, komputer yang digunakan harus bersistem operasi Linux. Sistem operasi lain seperti Windows atau Mac tidak bisa digunakan untuk menjalankan Open BTS. Semua software yang digunakan untuk Open BTS ini bisa di-download secara gratis, dan semuanya merupakan software open source. Gunakan software GNU Radio, untuk mengendalikan USRP. Kemudian software Open BTS, untuk mengontrol operasi BTS. Ada juga software sentral telepon bernama Asterisk. Software ini biasa digunakan untuk teknologi sentral telepon generasi 4G. Protokol yang digunakan oleh sentral telepon Asterisk adalah Session Initiation Protocol (SIP). Protokol macam ini juga dipakai oleh operator seluler komersil seperti Indosat, Telkomsel, XL, Axis, dan lain-lain. gan dilakukan di Nevada dan California Utara, Amerika Serikat. Lisensi radio temporary untuk perioda yang sangat pendek diperoleh melalui Kestrel Signal Processing (KSP) – perusahaan konsultan dari pembuat Open BTS.Di 2010, sebuah sistem Open BTS dipasang secara permanen di Nieu dan merupakan instalasi pertama yang tersambung dan dicoba oleh perusahaan telekomunikasi di sana. Niue adalah sebuah negara yang sangat kecil dengan penduduk sekitar 1.700 orang yang tidak menarik bagi penyelenggara telekomunikasi mobile. Struktur biaya Open BTS sangat cocok untuk Niue yang sangat mendambakan layanan selular tapi tidak bisa membeli sistem base station GSM konvensional. 3. Teknologi Open BTS
Setidaknya ada dua komponen utama untuk membangun sebuah jaringan ‘seluler’ berbasis OpenBTS, yakni hardware (USRP, antena, duplexer, power amplifier) dan software (OpenBTS, Asterix, Jabber). USRP (Universal Software Radio Peripheral) bertugas untuk handling client request melalui air interface (Um), antenna sebagai pemancar dengan band 900/1800 Mhz, duplexer berguna untuk membagi carrier RF ke beberapa antena sektoral jika diinginkan dan power amplifier untuk menambah coverage seluler. Komponen pendukung berikutnya adalah software yang bertugas untuk mengolah signal RF sebagai carrier yng berbasis DSP (Digital Signal Processor) dan software yang bertugas mengolah data (softswitch, SMS handling, GPRS). Software DSP dalam OpenBTS diwakili oleh DSR (Defined-Software Radio) yang bertugas untuk menerjemahkan (decoding) kode-kode signaling dalam pertukaran data dan sinkronisasi antara BTS dengan handset client.
Sebagai softswitch, software yang dibutuhkan adalah Asterisk untuk proses handling dan billing percakapan suara dan Jabber untuk handling data text melalui SMS. Jabber ini sebenarnya adalah software untuk text chat berbasis protokol XMPP, namun sudah dapat berkomunikasi dengan OpenBTS, yang kemudian dimanfaatkan untuk melakukan tugas handling SMS operation seperti halnya SMS Center (SMSC). Protokol komunikasi yang digunakan adalah SIP (Session Initiation Protocol), yang merupakan penyempurnaan dari teknologi VoIP (Voice over IP). Jadi Asterisk sebagai softswitch melakukan interkoneksi panggilan suara melalui jaringan IP menggunakan protokol SIP tersebut, sehingga handset GSM nantinya seakan-akan berfungsi sebagai SIP extention/SIP client, namun dengan protokol air interface (Um) di sisi physical layer-nya. Anda bisa membayangkannya seperti pada telepon ekstension kantor dengan server sebuah IP-PBX, namun telepon ekstension tersebut bersifat portable dan berbentuk seperti handset biasa. Sebagai backhaul-nya adalah IP network, jadi sangat mudah jika suatu saat nanti dikembangkan menjadi jaringan IMS (IP Multimedia Subsystem) atau 4G. Karena sudah memiliki Network Element penunjang jaringan seluler yang lengkap (radio interface, softswitch, billing, SMSC), maka OpenBTS ini dapat berdiri sendiri sebagai sebuah jaringan tunggal bahkan dengan hanya satu cell. Seperti pada gambar di atas, sebuah jaringan ‘seluler’ sudah terbentuk dan mampu melayani percakapan suara dan SMS pada lingkungan sekitar tower. Namun layanan telepon dan SMS di atas hanya bisa untuk sesama pemegang handset yang sedang attachdi cell tersebut, karena belum ada sistem handover cell dan interkoneksi dengan operator lain.
4. Tujuan Open BTS
Tujuannya untuk mengurangi biaya layanan GSM di wilayah rural di negara berkembang agar bisa menjadi di bawah USD1/bulan/pelanggan. Open BTS mengganti tradisional infrastruktur operator GSM, dari Base Transceiver Station ke belakangnya. 5. Biaya Pembuatan Open BTS Menurut Onno, seorang aktivis Open Scource “Biayanya, untuk hardware Universal Software Radio Peripheral (USRP) sekitar US$1500, power Amplifier US$1000, bea masuk sekitar US$1000. Sisanya menggunakan software open source seperti Asterisk yang gratis,”. Jangkauan untuk satu unit Open BTS itu dapat mencakup satu kecamatan.Pembuatan satu menara BTS biasa, akan memerlukan biaya miliaran rupiah, maka Open BTS hanya memakan biaya 15-25 juta rupiah. 6. Cara Kerja Open BTS Hardware; Tentu saja hal yang paling dasar adalah seperangkat komputer, bisa desktop ataupun notebook. Kemudian, untuk Open BTS versi minimal, dibutuhkan hardware untuk memancarkan sinyal radio bernama USRP dan dua jenis antena, yakni antena transmitter dan receiver. USRP inilah yang menggantikan peran pemancar pada BTS operator seluler komersil. USRP versi minimal bisa didapatkan dengan harga Rp10 sampai 20 juta. Lewat kabel USB, sambungkan komputer ke USRP. Setelah itu, dua kabel yang ada di USRP disambungkan ke dua antena tersebut. Software; Sebelumnya, komputer yang digunakan harus bersistem operasi Linux. Sistem operasi lain seperti Windows atau Mac tidak bisa digunakan untuk menjalankan Open BTS. Semua software yang digunakan untuk Open BTS ini bisa di-download secara gratis, dan semuanya merupakan software open source. Gunakan software GNU Radio, untuk mengendalikan USRP. Kemudian software Open BTS, untuk mengontrol operasi BTS. Ada juga software sentral telepon bernama Asterisk. Software ini biasa digunakan untuk teknologi sentral telepon generasi 4G. Protokol yang digunakan oleh sentral telepon Asterisk adalah Session Initiation Protocol (SIP). Protokol macam ini juga dipakai oleh operator seluler komersil seperti Indosat, Telkomsel, XL, Axis, dan lain-lain.
Proyek ini mulai dijalankan pada 2009 oleh Harvind Samra dan David A. Burgess dengan tujuan untuk mengurangi biaya layanan GSM di wilayah rural di negara berkembang agar bisa menjadi di bawah USD1/bulan/pelanggan.Test lapan 2. Sejarah Open BTS
Proyek ini mulai dijalankan pada 2009 oleh Harvind Samra dan David A. Burgess dengan tujuan untuk mengurangi biaya layanan GSM di wilayah rural di negara berkembang agar bisa menjadi di bawah USD1/bulan/pelanggan.Test lapangan dilakukan di Nevada dan California Utara, Amerika Serikat. Lisensi radio temporary untuk perioda yang sangat pendek diperoleh melalui Kestrel Signal Processing (KSP) – perusahaan konsultan dari pembuat Open BTS.Di 2010, sebuah sistem Open BTS dipasang secara permanen di Nieu dan merupakan instalasi pertama yang tersambung dan dicoba oleh perusahaan telekomunikasi di sana. Niue adalah sebuah negara yang sangat kecil dengan penduduk sekitar 1.700 orang yang tidak menarik bagi penyelenggara telekomunikasi mobile. Struktur biaya Open BTS sangat cocok untuk Niue yang sangat mendambakan layanan selular tapi tidak bisa membeli sistem base station GSM konvensional. 3. Teknologi Open BTS
Setidaknya ada dua komponen utama untuk membangun sebuah jaringan ‘seluler’ berbasis OpenBTS, yakni hardware (USRP, antena, duplexer, power amplifier) dan software (OpenBTS, Asterix, Jabber). USRP (Universal Software Radio Peripheral) bertugas untuk handling client request melalui air interface (Um), antenna sebagai pemancar dengan band 900/1800 Mhz, duplexer berguna untuk membagi carrier RF ke beberapa antena sektoral jika diinginkan dan power amplifier untuk menambah coverage seluler. Komponen pendukung berikutnya adalah software yang bertugas untuk mengolah signal RF sebagai carrier yng berbasis DSP (Digital Signal Processor) dan software yang bertugas mengolah data (softswitch, SMS handling, GPRS). Software DSP dalam OpenBTS diwakili oleh DSR (Defined-Software Radio) yang bertugas untuk menerjemahkan (decoding) kode-kode signaling dalam pertukaran data dan sinkronisasi antara BTS dengan handset client.
Sebagai softswitch, software yang dibutuhkan adalah Asterisk untuk proses handling dan billing percakapan suara dan Jabber untuk handling data text melalui SMS. Jabber ini sebenarnya adalah software untuk text chat berbasis protokol XMPP, namun sudah dapat berkomunikasi dengan OpenBTS, yang kemudian dimanfaatkan untuk melakukan tugas handling SMS operation seperti halnya SMS Center (SMSC). Protokol komunikasi yang digunakan adalah SIP (Session Initiation Protocol), yang merupakan penyempurnaan dari teknologi VoIP (Voice over IP). Jadi Asterisk sebagai softswitch melakukan interkoneksi panggilan suara melalui jaringan IP menggunakan protokol SIP tersebut, sehingga handset GSM nantinya seakan-akan berfungsi sebagai SIP extention/SIP client, namun dengan protokol air interface (Um) di sisi physical layer-nya. Anda bisa membayangkannya seperti pada telepon ekstension kantor dengan server sebuah IP-PBX, namun telepon ekstension tersebut bersifat portable dan berbentuk seperti handset biasa. Sebagai backhaul-nya adalah IP network, jadi sangat mudah jika suatu saat nanti dikembangkan menjadi jaringan IMS (IP Multimedia Subsystem) atau 4G. Karena sudah memiliki Network Element penunjang jaringan seluler yang lengkap (radio interface, softswitch, billing, SMSC), maka OpenBTS ini dapat berdiri sendiri sebagai sebuah jaringan tunggal bahkan dengan hanya satu cell. Seperti pada gambar di atas, sebuah jaringan ‘seluler’ sudah terbentuk dan mampu melayani percakapan suara dan SMS pada lingkungan sekitar tower. Namun layanan telepon dan SMS di atas hanya bisa untuk sesama pemegang handset yang sedang attachdi cell tersebut, karena belum ada sistem handover cell dan interkoneksi dengan operator lain.
4. Tujuan Open BTS
Tujuannya untuk mengurangi biaya layanan GSM di wilayah rural di negara berkembang agar bisa menjadi di bawah USD1/bulan/pelanggan. Open BTS mengganti tradisional infrastruktur operator GSM, dari Base Transceiver Station ke belakangnya. 5. Biaya Pembuatan Open BTS Menurut Onno, seorang aktivis Open Scource “Biayanya, untuk hardware Universal Software Radio Peripheral (USRP) sekitar US$1500, power Amplifier US$1000, bea masuk sekitar US$1000. Sisanya menggunakan software open source seperti Asterisk yang gratis,”. Jangkauan untuk satu unit Open BTS itu dapat mencakup satu kecamatan.Pembuatan satu menara BTS biasa, akan memerlukan biaya miliaran rupiah, maka Open BTS hanya memakan biaya 15-25 juta rupiah. 6. Cara Kerja Open BTS Hardware; Tentu saja hal yang paling dasar adalah seperangkat komputer, bisa desktop ataupun notebook. Kemudian, untuk Open BTS versi minimal, dibutuhkan hardware untuk memancarkan sinyal radio bernama USRP dan dua jenis antena, yakni antena transmitter dan receiver. USRP inilah yang menggantikan peran pemancar pada BTS operator seluler komersil. USRP versi minimal bisa didapatkan dengan harga Rp10 sampai 20 juta. Lewat kabel USB, sambungkan komputer ke USRP. Setelah itu, dua kabel yang ada di USRP disambungkan ke dua antena tersebut. Software; Sebelumnya, komputer yang digunakan harus bersistem operasi Linux. Sistem operasi lain seperti Windows atau Mac tidak bisa digunakan untuk menjalankan Open BTS. Semua software yang digunakan untuk Open BTS ini bisa di-download secara gratis, dan semuanya merupakan software open source. Gunakan software GNU Radio, untuk mengendalikan USRP. Kemudian software Open BTS, untuk mengontrol operasi BTS. Ada juga software sentral telepon bernama Asterisk. Software ini biasa digunakan untuk teknologi sentral telepon generasi 4G. Protokol yang digunakan oleh sentral telepon Asterisk adalah Session Initiation Protocol (SIP). Protokol macam ini juga dipakai oleh operator seluler komersil seperti Indosat, Telkomsel, XL, Axis, dan lain-lain. gan dilakukan di Nevada dan California Utara, Amerika Serikat. Lisensi radio temporary untuk perioda yang sangat pendek diperoleh melalui Kestrel Signal Processing (KSP) – perusahaan konsultan dari pembuat Open BTS.Di 2010, sebuah sistem Open BTS dipasang secara permanen di Nieu dan merupakan instalasi pertama yang tersambung dan dicoba oleh perusahaan telekomunikasi di sana. Niue adalah sebuah negara yang sangat kecil dengan penduduk sekitar 1.700 orang yang tidak menarik bagi penyelenggara telekomunikasi mobile. Struktur biaya Open BTS sangat cocok untuk Niue yang sangat mendambakan layanan selular tapi tidak bisa membeli sistem base station GSM konvensional. 3. Teknologi Open BTS
Setidaknya ada dua komponen utama untuk membangun sebuah jaringan ‘seluler’ berbasis OpenBTS, yakni hardware (USRP, antena, duplexer, power amplifier) dan software (OpenBTS, Asterix, Jabber). USRP (Universal Software Radio Peripheral) bertugas untuk handling client request melalui air interface (Um), antenna sebagai pemancar dengan band 900/1800 Mhz, duplexer berguna untuk membagi carrier RF ke beberapa antena sektoral jika diinginkan dan power amplifier untuk menambah coverage seluler. Komponen pendukung berikutnya adalah software yang bertugas untuk mengolah signal RF sebagai carrier yng berbasis DSP (Digital Signal Processor) dan software yang bertugas mengolah data (softswitch, SMS handling, GPRS). Software DSP dalam OpenBTS diwakili oleh DSR (Defined-Software Radio) yang bertugas untuk menerjemahkan (decoding) kode-kode signaling dalam pertukaran data dan sinkronisasi antara BTS dengan handset client.
Sebagai softswitch, software yang dibutuhkan adalah Asterisk untuk proses handling dan billing percakapan suara dan Jabber untuk handling data text melalui SMS. Jabber ini sebenarnya adalah software untuk text chat berbasis protokol XMPP, namun sudah dapat berkomunikasi dengan OpenBTS, yang kemudian dimanfaatkan untuk melakukan tugas handling SMS operation seperti halnya SMS Center (SMSC). Protokol komunikasi yang digunakan adalah SIP (Session Initiation Protocol), yang merupakan penyempurnaan dari teknologi VoIP (Voice over IP). Jadi Asterisk sebagai softswitch melakukan interkoneksi panggilan suara melalui jaringan IP menggunakan protokol SIP tersebut, sehingga handset GSM nantinya seakan-akan berfungsi sebagai SIP extention/SIP client, namun dengan protokol air interface (Um) di sisi physical layer-nya. Anda bisa membayangkannya seperti pada telepon ekstension kantor dengan server sebuah IP-PBX, namun telepon ekstension tersebut bersifat portable dan berbentuk seperti handset biasa. Sebagai backhaul-nya adalah IP network, jadi sangat mudah jika suatu saat nanti dikembangkan menjadi jaringan IMS (IP Multimedia Subsystem) atau 4G. Karena sudah memiliki Network Element penunjang jaringan seluler yang lengkap (radio interface, softswitch, billing, SMSC), maka OpenBTS ini dapat berdiri sendiri sebagai sebuah jaringan tunggal bahkan dengan hanya satu cell. Seperti pada gambar di atas, sebuah jaringan ‘seluler’ sudah terbentuk dan mampu melayani percakapan suara dan SMS pada lingkungan sekitar tower. Namun layanan telepon dan SMS di atas hanya bisa untuk sesama pemegang handset yang sedang attachdi cell tersebut, karena belum ada sistem handover cell dan interkoneksi dengan operator lain.
4. Tujuan Open BTS
Tujuannya untuk mengurangi biaya layanan GSM di wilayah rural di negara berkembang agar bisa menjadi di bawah USD1/bulan/pelanggan. Open BTS mengganti tradisional infrastruktur operator GSM, dari Base Transceiver Station ke belakangnya. 5. Biaya Pembuatan Open BTS Menurut Onno, seorang aktivis Open Scource “Biayanya, untuk hardware Universal Software Radio Peripheral (USRP) sekitar US$1500, power Amplifier US$1000, bea masuk sekitar US$1000. Sisanya menggunakan software open source seperti Asterisk yang gratis,”. Jangkauan untuk satu unit Open BTS itu dapat mencakup satu kecamatan.Pembuatan satu menara BTS biasa, akan memerlukan biaya miliaran rupiah, maka Open BTS hanya memakan biaya 15-25 juta rupiah. 6. Cara Kerja Open BTS Hardware; Tentu saja hal yang paling dasar adalah seperangkat komputer, bisa desktop ataupun notebook. Kemudian, untuk Open BTS versi minimal, dibutuhkan hardware untuk memancarkan sinyal radio bernama USRP dan dua jenis antena, yakni antena transmitter dan receiver. USRP inilah yang menggantikan peran pemancar pada BTS operator seluler komersil. USRP versi minimal bisa didapatkan dengan harga Rp10 sampai 20 juta. Lewat kabel USB, sambungkan komputer ke USRP. Setelah itu, dua kabel yang ada di USRP disambungkan ke dua antena tersebut. Software; Sebelumnya, komputer yang digunakan harus bersistem operasi Linux. Sistem operasi lain seperti Windows atau Mac tidak bisa digunakan untuk menjalankan Open BTS. Semua software yang digunakan untuk Open BTS ini bisa di-download secara gratis, dan semuanya merupakan software open source. Gunakan software GNU Radio, untuk mengendalikan USRP. Kemudian software Open BTS, untuk mengontrol operasi BTS. Ada juga software sentral telepon bernama Asterisk. Software ini biasa digunakan untuk teknologi sentral telepon generasi 4G. Protokol yang digunakan oleh sentral telepon Asterisk adalah Session Initiation Protocol (SIP). Protokol macam ini juga dipakai oleh operator seluler komersil seperti Indosat, Telkomsel, XL, Axis, dan lain-lain.
. Sejarah Open BTS . Sejarah Open BTS
Proyek ini mulai dijalankan pada 2009 oleh Harvind Samra dan David A. Burgess dengan tujuan untuk mengurangi biaya layanan GSM di wilayah rural di negara berkembang agar bisa menjadi di bawah USD1/bulan/pelanggan.Test lapangan dilakukan di Nevada dan California Utara, Amerika Serikat. Lisensi radio temporary untuk perioda yang sangat pendek diperoleh melalui Kestrel Signal Processing (KSP) – perusahaan konsultan dari pembuat Open BTS.Di 2010, sebuah sistem Open BTS dipasang secara permanen di Nieu dan merupakan instalasi pertama yang tersambung dan dicoba oleh perusahaan telekomunikasi di sana. Niue adalah sebuah negara yang sangat kecil dengan penduduk sekitar 1.700 orang yang tidak menarik bagi penyelenggara telekomunikasi mobile. Struktur biaya Open BTS sangat cocok untuk Niue yang sangat mendambakan layanan selular tapi tidak bisa membeli sistem base station GSM konvensional. 3. Teknologi Open BTS
Setidaknya ada dua komponen utama untuk membangun sebuah jaringan ‘seluler’ berbasis OpenBTS, yakni hardware (USRP, antena, duplexer, power amplifier) dan software (OpenBTS, Asterix, Jabber). USRP (Universal Software Radio Peripheral) bertugas untuk handling client request melalui air interface (Um), antenna sebagai pemancar dengan band 900/1800 Mhz, duplexer berguna untuk membagi carrier RF ke beberapa antena sektoral jika diinginkan dan power amplifier untuk menambah coverage seluler. Komponen pendukung berikutnya adalah software yang bertugas untuk mengolah signal RF sebagai carrier yng berbasis DSP (Digital Signal Processor) dan software yang bertugas mengolah data (softswitch, SMS handling, GPRS). Software DSP dalam OpenBTS diwakili oleh DSR (Defined-Software Radio) yang bertugas untuk menerjemahkan (decoding) kode-kode signaling dalam pertukaran data dan sinkronisasi antara BTS dengan handset client.
Sebagai softswitch, software yang dibutuhkan adalah Asterisk untuk proses handling dan billing percakapan suara dan Jabber untuk handling data text melalui SMS. Jabber ini sebenarnya adalah software untuk text chat berbasis protokol XMPP, namun sudah dapat berkomunikasi dengan OpenBTS, yang kemudian dimanfaatkan untuk melakukan tugas handling SMS operation seperti halnya SMS Center (SMSC). Protokol komunikasi yang digunakan adalah SIP (Session Initiation Protocol), yang merupakan penyempurnaan dari teknologi VoIP (Voice over IP). Jadi Asterisk sebagai softswitch melakukan interkoneksi panggilan suara melalui jaringan IP menggunakan protokol SIP tersebut, sehingga handset GSM nantinya seakan-akan berfungsi sebagai SIP extention/SIP client, namun dengan protokol air interface (Um) di sisi physical layer-nya. Anda bisa membayangkannya seperti pada telepon ekstension kantor dengan server sebuah IP-PBX, namun telepon ekstension tersebut bersifat portable dan berbentuk seperti handset biasa. Sebagai backhaul-nya adalah IP network, jadi sangat mudah jika suatu saat nanti dikembangkan menjadi jaringan IMS (IP Multimedia Subsystem) atau 4G. Karena sudah memiliki Network Element penunjang jaringan seluler yang lengkap (radio interface, softswitch, billing, SMSC), maka OpenBTS ini dapat berdiri sendiri sebagai sebuah jaringan tunggal bahkan dengan hanya satu cell. Seperti pada gambar di atas, sebuah jaringan ‘seluler’ sudah terbentuk dan mampu melayani percakapan suara dan SMS pada lingkungan sekitar tower. Namun layanan telepon dan SMS di atas hanya bisa untuk sesama pemegang handset yang sedang attachdi cell tersebut, karena belum ada sistem handover cell dan interkoneksi dengan operator lain.
4. Tujuan Open BTS
Tujuannya untuk mengurangi biaya layanan GSM di wilayah rural di negara berkembang agar bisa menjadi di bawah USD1/bulan/pelanggan. Open BTS mengganti tradisional infrastruktur operator GSM, dari Base Transceiver Station ke belakangnya. 5. Biaya Pembuatan Open BTS Menurut Onno, seorang aktivis Open Scource “Biayanya, untuk hardware Universal Software Radio Peripheral (USRP) sekitar US$1500, power Amplifier US$1000, bea masuk sekitar US$1000. Sisanya menggunakan software open source seperti Asterisk yang gratis,”. Jangkauan untuk satu unit Open BTS itu dapat mencakup satu kecamatan.Pembuatan satu menara BTS biasa, akan memerlukan biaya miliaran rupiah, maka Open BTS hanya memakan biaya 15-25 juta rupiah. 6. Cara Kerja Open BTS Hardware; Tentu saja hal yang paling dasar adalah seperangkat komputer, bisa desktop ataupun notebook. Kemudian, untuk Open BTS versi minimal, dibutuhkan hardware untuk memancarkan sinyal radio bernama USRP dan dua jenis antena, yakni antena transmitter dan receiver. USRP inilah yang menggantikan peran pemancar pada BTS operator seluler komersil. USRP versi minimal bisa didapatkan dengan harga Rp10 sampai 20 juta. Lewat kabel USB, sambungkan komputer ke USRP. Setelah itu, dua kabel yang ada di USRP disambungkan ke dua antena tersebut. Software; Sebelumnya, komputer yang digunakan harus bersistem operasi Linux. Sistem operasi lain seperti Windows atau Mac tidak bisa digunakan untuk menjalankan Open BTS. Semua software yang digunakan untuk Open BTS ini bisa di-download secara gratis, dan semuanya merupakan software open source. Gunakan software GNU Radio, untuk mengendalikan USRP. Kemudian software Open BTS, untuk mengontrol operasi BTS. Ada juga software sentral telepon bernama Asterisk. Software ini biasa digunakan untuk teknologi sentral telepon generasi 4G. Protokol yang digunakan oleh sentral telepon Asterisk adalah Session Initiation Protocol (SIP). Protokol macam ini juga dipakai oleh operator seluler komersil seperti Indosat, Telkomsel, XL, Axis, dan lain-lai
Proyek ini mulai dijalankan pada 2009 oleh Harvind Samra dan David A. Burgess dengan tujuan untuk mengurangi biaya layanan GSM di wilayah rural di negara berkembang agar bisa menjadi di bawah USD1/bulan/pelanggan.Test lapangan dilakukan di Nevada dan California Utara, Amerika Serikat. Lisensi radio temporary untuk perioda yang sangat pendek diperoleh melalui Kestrel Signal Processing (KSP) – perusahaan konsultan dari pembuat Open BTS.Di 2010, sebuah sistem Open BTS dipasang secara permanen di Nieu dan merupakan instalasi pertama yang tersambung dan dicoba oleh perusahaan telekomunikasi di sana. Niue adalah sebuah negara yang sangat kecil dengan penduduk sekitar 1.700 orang yang tidak menarik bagi penyelenggara telekomunikasi mobile. Struktur biaya Open BTS sangat cocok untuk Niue yang sangat mendambakan layanan selular tapi tidak bisa membeli sistem base station GSM konvensional. 3. Teknologi Open BTS
Setidaknya ada dua komponen utama untuk membangun sebuah jaringan ‘seluler’ berbasis OpenBTS, yakni hardware (USRP, antena, duplexer, power amplifier) dan software (OpenBTS, Asterix, Jabber). USRP (Universal Software Radio Peripheral) bertugas untuk handling client request melalui air interface (Um), antenna sebagai pemancar dengan band 900/1800 Mhz, duplexer berguna untuk membagi carrier RF ke beberapa antena sektoral jika diinginkan dan power amplifier untuk menambah coverage seluler. Komponen pendukung berikutnya adalah software yang bertugas untuk mengolah signal RF sebagai carrier yng berbasis DSP (Digital Signal Processor) dan software yang bertugas mengolah data (softswitch, SMS handling, GPRS). Software DSP dalam OpenBTS diwakili oleh DSR (Defined-Software Radio) yang bertugas untuk menerjemahkan (decoding) kode-kode signaling dalam pertukaran data dan sinkronisasi antara BTS dengan handset client.
Sebagai softswitch, software yang dibutuhkan adalah Asterisk untuk proses handling dan billing percakapan suara dan Jabber untuk handling data text melalui SMS. Jabber ini sebenarnya adalah software untuk text chat berbasis protokol XMPP, namun sudah dapat berkomunikasi dengan OpenBTS, yang kemudian dimanfaatkan untuk melakukan tugas handling SMS operation seperti halnya SMS Center (SMSC). Protokol komunikasi yang digunakan adalah SIP (Session Initiation Protocol), yang merupakan penyempurnaan dari teknologi VoIP (Voice over IP). Jadi Asterisk sebagai softswitch melakukan interkoneksi panggilan suara melalui jaringan IP menggunakan protokol SIP tersebut, sehingga handset GSM nantinya seakan-akan berfungsi sebagai SIP extention/SIP client, namun dengan protokol air interface (Um) di sisi physical layer-nya. Anda bisa membayangkannya seperti pada telepon ekstension kantor dengan server sebuah IP-PBX, namun telepon ekstension tersebut bersifat portable dan berbentuk seperti handset biasa. Sebagai backhaul-nya adalah IP network, jadi sangat mudah jika suatu saat nanti dikembangkan menjadi jaringan IMS (IP Multimedia Subsystem) atau 4G. Karena sudah memiliki Network Element penunjang jaringan seluler yang lengkap (radio interface, softswitch, billing, SMSC), maka OpenBTS ini dapat berdiri sendiri sebagai sebuah jaringana satu cell. Seperti pada gambar di atas, sebuah jaringan ‘seluler’ sudah terbentuk dan mampu melayani percakapan suara dan SMS pada lingkungan sekitar tower. Namun layanan telepon dan SMS di atas hanya bisa untuk sesama pemegang handset yang sedang attachdi cell tersebut, karena belum ada sistem handover cell dan interkoneksi dengan operator lain.
4. Tujuan Open BTS
Tujuannya untuk mengurangi biaya layanan GSM di wilayah rural di negara berkembang agar bisa menjadi di bawah USD1/bulan/pelanggan. Open BTS mengganti tradisional infrastruktur operator GSM, dari Base Transceiver Station ke belakangnya. 5. Biaya Pembuatan Open BTS Menurut Onno, seorang aktivis Open Scource “Biayanya, untuk hardware Universal Software Radio Peripheral (USRP) sekitar US$1500, power Amplifier US$1000, bea masuk sekitar US$1000. Sisanya menggunakan software open source seperti Asterisk yang gratis,”. Jangkauan untuk satu unit Open BTS itu dapat mencakup satu kecamatan.Pembuatan satu menara BTS biasa, akan memerlukan biaya miliaran rupiah, maka Open BTS hanya memakan biaya 15-25 juta rupiah. 6. Cara Kerja Open BTS Hardware; Tentu saja hal yang paling dasar adalah seperangkat komputer, bisa desktop ataupun notebook. Kemudian, untuk Open BTS versi minimal, dibutuhkan hardware untuk memancarkan sinyal radio bernama USRP dan dua jenis antena, yakni antena transmitter dan receiver. USRP inilah yang menggantikan peran pemancar pada BTS operator seluler komersil. USRP versi minimal bisa didapatkan dengan harga Rp10 sampai 20 juta. Lewat kabel USB, sambungkan komputer ke USRP. Setelah itu, dua kabel yang ada di USRP disambungkan ke dua antena tersebut. Software; Sebelumnya, komputer yang digunakan harus bersistem operasi Linux. Sistem operasi lain seperti Windows atau Mac tidak bisa digunakan untuk menjalankan Open BTS. Semua software yang digunakan untuk Open BTS ini bisa di-download secara gratis, dan semuanya merupakan software open source. Gunakan software GNU Radio, untuk mengendalikan USRP. Kemudian software Open BTS, untuk mengontrol operasi BTS. Ada juga software sentral telepon bernama Asterisk. Software ini biasa digunakan untuk teknologi sentral telepon generasi 4G. Protokol yang digunakan oleh sentral telepon Asterisk adalah Session Initiation Protocol (SIP). Protokol macam ini juga dipakai oleh operator seluler komersil seperti Indosat, Telkomsel, XL, Axis, dan lain-lain.
Proyek ini mulai dijalankan pada 2009 oleh Harvind Samra dan David A. Burgess dengan tujuan untuk mengurangi biaya layanan GSM di wilayah rural di negara berkembang agar bisa menjadi di bawah USD1/bulan/pelanggan.Test lapangan dilakukan di Nevada dan California Utara, Amerika Serikat. Lisensi radio temporary untuk perioda yang sangat pendek diperoleh melalui Kestrel Signal Processing (KSP) – perusahaan konsultan dari pembuat Open BTS.Di 2010, sebuah sistem Open BTS dipasang secara permanen di Nieu dan merupakan instalasi pertama yang tersambung dan dicoba oleh perusahaan telekomunikasi di sana. Niue adalah sebuah negara yang sangat kecil dengan penduduk sekitar 1.700 orang yang tidak menarik bagi penyelenggara telekomunikasi mobile. Struktur biaya Open BTS sangat cocok untuk Niue yang sangat mendambakan layanan selular tapi tidak bisa membeli sistem base station GSM konvensional. 3. Teknologi Open BTS
Setidaknya ada dua komponen utama untuk membangun sebuah jaringan ‘seluler’ berbasis OpenBTS, yakni hardware (USRP, antena, duplexer, power amplifier) dan software (OpenBTS, Asterix, Jabber). USRP (Universal Software Radio Peripheral) bertugas untuk handling client request melalui air interface (Um), antenna sebagai pemancar dengan band 900/1800 Mhz, duplexer berguna untuk membagi carrier RF ke beberapa antena sektoral jika diinginkan dan power amplifier untuk menambah coverage seluler. Komponen pendukung berikutnya adalah software yang bertugas untuk mengolah signal RF sebagai carrier yng berbasis DSP (Digital Signal Processor) dan software yang bertugas mengolah data (softswitch, SMS handling, GPRS). Software DSP dalam OpenBTS diwakili oleh DSR (Defined-Software Radio) yang bertugas untuk menerjemahkan (decoding) kode-kode signaling dalam pertukaran data dan sinkronisasi antara BTS dengan handset client.
Sebagai softswitch, software yang dibutuhkan adalah Asterisk untuk proses handling dan billing percakapan suara dan Jabber untuk handling data text melalui SMS. Jabber ini sebenarnya adalah software untuk text chat berbasis protokol XMPP, namun sudah dapat berkomunikasi dengan OpenBTS, yang kemudian dimanfaatkan untuk melakukan tugas handling SMS operation seperti halnya SMS Center (SMSC). Protokol komunikasi yang digunakan adalah SIP (Session Initiation Protocol), yang merupakan penyempurnaan dari teknologi VoIP (Voice over IP). Jadi Asterisk sebagai softswitch melakukan interkoneksi panggilan suara melalui jaringan IP menggunakan protokol SIP tersebut, sehingga handset GSM nantinya seakan-akan berfungsi sebagai SIP extention/SIP client, namun dengan protokol air interface (Um) di sisi physical layer-nya. Anda bisa membayangkannya seperti pada telepon ekstension kantor dengan server sebuah IP-PBX, namun telepon ekstension tersebut bersifat portable dan berbentuk seperti handset biasa. Sebagai backhaul-nya adalah IP network, jadi sangat mudah jika suatu saat nanti dikembangkan menjadi jaringan IMS (IP Multimedia Subsystem) atau 4G. Karena sudah memiliki Network Element penunjang jaringan seluler yang lengkap (radio interface, softswitch, billing, SMSC), maka OpenBTS ini dapat berdiri sendiri sebagai sebuah jaringan tunggal bahkan dengan hanya satu cell. Seperti pada gambar di atas, sebuah jaringan ‘seluler’ sudah terbentuk dan mampu melayani percakapan suara dan SMS pada lingkungan sekitar tower. Namun layanan telepon dan SMS di atas hanya bisa untuk sesama pemegang handset yang sedang attachdi cell tersebut, karena belum ada sistem handover cell dan interkoneksi dengan operator lain.
4. Tujuan Open BTS
Tujuannya untuk mengurangi biaya layanan GSM di wilayah rural di negara berkembang agar bisa menjadi di bawah USD1/bulan/pelanggan. Open BTS mengganti tradisional infrastruktur operator GSM, dari Base Transceiver Station ke belakangnya. 5. Biaya Pembuatan Open BTS Menurut Onno, seorang aktivis Open Scource “Biayanya, untuk hardware Universal Software Radio Peripheral (USRP) sekitar US$1500, power Amplifier US$1000, bea masuk sekitar US$1000. Sisanya menggunakan software open source seperti Asterisk yang gratis,”. Jangkauan untuk satu unit Open BTS itu dapat mencakup satu kecamatan.Pembuatan satu menara BTS biasa, akan memerlukan biaya miliaran rupiah, maka Open BTS hanya memakan biaya 15-25 juta rupiah. 6. Cara Kerja Open BTS Hardware; Tentu saja hal yang paling dasar adalah seperangkat komputer, bisa desktop ataupun notebook. Kemudian, untuk Open BTS versi minimal, dibutuhkan hardware untuk memancarkan sinyal radio bernama USRP dan dua jenis antena, yakni antena transmitter dan receiver. USRP inilah yang menggantikan peran pemancar pada BTS operator seluler komersil. USRP versi minimal bisa didapatkan dengan harga Rp10 sampai 20 juta. Lewat kabel USB, sambungkan komputer ke USRP. Setelah itu, dua kabel yang ada di USRP disambungkan ke dua antena tersebut. Software; Sebelumnya, komputer yang digunakan harus bersistem operasi Linux. Sistem operasi lain seperti Windows atau Mac tidak bisa digunakan untuk menjalankan Open BTS. Semua software yang digunakan untuk Open BTS ini bisa di-download secara gratis, dan semuanya merupakan software open source. Gunakan software GNU Radio, untuk mengendalikan USRP. Kemudian software Open BTS, untuk mengontrol operasi BTS. Ada juga software sentral telepon bernama Asterisk. Software ini biasa digunakan untuk teknologi sentral telepon generasi 4G. Protokol yang digunakan oleh sentral telepon Asterisk adalah Session Initiation Protocol (SIP). Protokol macam ini juga dipakai oleh operator seluler komersil seperti Indosat, Telkomsel, XL, Axis, dan lain-lai
Proyek ini mulai dijalankan pada 2009 oleh Harvind Samra dan David A. Burgess dengan tujuan untuk mengurangi biaya layanan GSM di wilayah rural di negara berkembang agar bisa menjadi di bawah USD1/bulan/pelanggan.Test lapangan dilakukan di Nevada dan California Utara, Amerika Serikat. Lisensi radio temporary untuk perioda yang sangat pendek diperoleh melalui Kestrel Signal Processing (KSP) – perusahaan konsultan dari pembuat Open BTS.Di 2010, sebuah sistem Open BTS dipasang secara permanen di Nieu dan merupakan instalasi pertama yang tersambung dan dicoba oleh perusahaan telekomunikasi di sana. Niue adalah sebuah negara yang sangat kecil dengan penduduk sekitar 1.700 orang yang tidak menarik bagi penyelenggara telekomunikasi mobile. Struktur biaya Open BTS sangat cocok untuk Niue yang sangat mendambakan layanan selular tapi tidak bisa membeli sistem base station GSM konvensional. 3. Teknologi Open BTS
Setidaknya ada dua komponen utama untuk membangun sebuah jaringan ‘seluler’ berbasis OpenBTS, yakni hardware (USRP, antena, duplexer, power amplifier) dan software (OpenBTS, Asterix, Jabber). USRP (Universal Software Radio Peripheral) bertugas untuk handling client request melalui air interface (Um), antenna sebagai pemancar dengan band 900/1800 Mhz, duplexer berguna untuk membagi carrier RF ke beberapa antena sektoral jika diinginkan dan power amplifier untuk menambah coverage seluler. Komponen pendukung berikutnya adalah software yang bertugas untuk mengolah signal RF sebagai carrier yng berbasis DSP (Digital Signal Processor) dan software yang bertugas mengolah data (softswitch, SMS handling, GPRS). Software DSP dalam OpenBTS diwakili oleh DSR (Defined-Software Radio) yang bertugas untuk menerjemahkan (decoding) kode-kode signaling dalam pertukaran data dan sinkronisasi antara BTS dengan handset client.
Sebagai softswitch, software yang dibutuhkan adalah Asterisk untuk proses handling dan billing percakapan suara dan Jabber untuk handling data text melalui SMS. Jabber ini sebenarnya adalah software untuk text chat berbasis protokol XMPP, namun sudah dapat berkomunikasi dengan OpenBTS, yang kemudian dimanfaatkan untuk melakukan tugas handling SMS operation seperti halnya SMS Center (SMSC). Protokol komunikasi yang digunakan adalah SIP (Session Initiation Protocol), yang merupakan penyempurnaan dari teknologi VoIP (Voice over IP). Jadi Asterisk sebagai softswitch melakukan interkoneksi panggilan suara melalui jaringan IP menggunakan protokol SIP tersebut, sehingga handset GSM nantinya seakan-akan berfungsi sebagai SIP extention/SIP client, namun dengan protokol air interface (Um) di sisi physical layer-nya. Anda bisa membayangkannya seperti pada telepon ekstension kantor dengan server sebuah IP-PBX, namun telepon ekstension tersebut bersifat portable dan berbentuk seperti handset biasa. Sebagai backhaul-nya adalah IP network, jadi sangat mudah jika suatu saat nanti dikembangkan menjadi jaringan IMS (IP Multimedia Subsystem) atau 4G. Karena sudah memiliki Network Element penunjang jaringan seluler yang lengkap (radio interface, softswitch, billing, SMSC), maka OpenBTS ini dapat berdiri sendiri sebagai sebuah jaringana satu cell. Seperti pada gambar di atas, sebuah jaringan ‘seluler’ sudah terbentuk dan mampu melayani percakapan suara dan SMS pada lingkungan sekitar tower. Namun layanan telepon dan SMS di atas hanya bisa untuk sesama pemegang handset yang sedang attachdi cell tersebut, karena belum ada sistem handover cell dan interkoneksi dengan operator lain.
4. Tujuan Open BTS
Tujuannya untuk mengurangi biaya layanan GSM di wilayah rural di negara berkembang agar bisa menjadi di bawah USD1/bulan/pelanggan. Open BTS mengganti tradisional infrastruktur operator GSM, dari Base Transceiver Station ke belakangnya. 5. Biaya Pembuatan Open BTS Menurut Onno, seorang aktivis Open Scource “Biayanya, untuk hardware Universal Software Radio Peripheral (USRP) sekitar US$1500, power Amplifier US$1000, bea masuk sekitar US$1000. Sisanya menggunakan software open source seperti Asterisk yang gratis,”. Jangkauan untuk satu unit Open BTS itu dapat mencakup satu kecamatan.Pembuatan satu menara BTS biasa, akan memerlukan biaya miliaran rupiah, maka Open BTS hanya memakan biaya 15-25 juta rupiah. 6. Cara Kerja Open BTS Hardware; Tentu saja hal yang paling dasar adalah seperangkat komputer, bisa desktop ataupun notebook. Kemudian, untuk Open BTS versi minimal, dibutuhkan hardware untuk memancarkan sinyal radio bernama USRP dan dua jenis antena, yakni antena transmitter dan receiver. USRP inilah yang menggantikan peran pemancar pada BTS operator seluler komersil. USRP versi minimal bisa didapatkan dengan harga Rp10 sampai 20 juta. Lewat kabel USB, sambungkan komputer ke USRP. Setelah itu, dua kabel yang ada di USRP disambungkan ke dua antena tersebut. Software; Sebelumnya, komputer yang digunakan harus bersistem operasi Linux. Sistem operasi lain seperti Windows atau Mac tidak bisa digunakan untuk menjalankan Open BTS. Semua software yang digunakan untuk Open BTS ini bisa di-download secara gratis, dan semuanya merupakan software open source. Gunakan software GNU Radio, untuk mengendalikan USRP. Kemudian software Open BTS, untuk mengontrol operasi BTS. Ada juga software sentral telepon bernama Asterisk. Software ini biasa digunakan untuk teknologi sentral telepon generasi 4G. Protokol yang digunakan oleh sentral telepon Asterisk adalah Session Initiation Protocol (SIP). Protokol macam ini juga dipakai oleh operator seluler komersil seperti Indosat, Telkomsel, XL, Axis, dan lain-lain.